Teks Khutbah Idul Adha 1446 H Menghidupkan Semangat Qurban dalam Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam
Teks Khutbah Idul Adha 1446 H
Menghidupkan Semangat Qurban dalam Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam
Oleh Dr. Derysmono, B.Sh., S.Pd.I., M.A
(Waket 1 STAI DI Al-Hikmah, CEO adaustadzh.com, Ketua Harian PP HDMI, Direktur Ma’had Aly Raudhotul Qur’an Azzam Sako)
Khutbah 1
اَاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di pagi hari ini tanggal 10 Dzhulhijjah 1446 H kita dapat bersama-sama melangkahkan kaki, menguatkan niat dan tekad dalam melaksanakan rangkaian shalat Idul Adha secara berjamaah. Kita bersyukur atas nikmat Islam, Iman dan kesehatan, serta kesempatan yang dianugrahkan kepada kita. Semoga umur yang tersisa senantiasa dapat kita maksimalkan dalam menyiapkan bekal akhirat sebanyak-banyaknya dan senantiasa istiqomah dalam meraih ridha Allah swt.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penyuluh umat menunjuki kebenaran menerangi manusia dengan cahaya iman dan Islam semoga kelak di yaumul Qiyamah kita dapat bertemu dengan Baginda Rasulullah bersua telaganya al-kautsar dihimpunkan oleh Allah di surganya Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Khatib berwasiat kepada diri khotib dan kepada hadirin marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan ketakwaan sebab keimanan dapat bertambah, dan ketakwaan dapat berkurang hanya dengan senantiasa kita berdoa kepada sajalah Kalau akan senantiasa memberikan petunjuk kepada kita agar kita menjadi hamba-hamba Allah yang selamat dunia sampai akhirat.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Izinkan khotib Pada kesempatan kali ini menyampaikan suatu tema : “Menghidupkan Semangat Qurban dalam Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim”
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Hari ini kita berkumpul dalam suasana bahagia, penuh syukur, dan semangat pengorbanan. Hari Raya Idul Adha bukan sekadar ibadah menyembelih hewan, tetapi momentum untuk menghidupkan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan keteguhan iman yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam beserta keluarganya.
Allah ﷻ berfirman:
“فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ”
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia (Ismail) menjawab: ‘Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’” (QS. As-Saffat: 102)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan ““Dan sesungguhnya ia (Ibrahim) memberitahukan hal itu kepada anaknya agar hal itu lebih ringan baginya (Isma’il), serta untuk menguji kesabaran, keteguhan, dan tekadnya sejak kecil dalam menaati Allah Ta’ala dan menaati ayahnya.”
(Tafsir Ibnu Katsir, edisi Salamah, jilid 7, halaman 28)
Lalu kemudia Allah swt mengganti kurban dengan kambing. Ini adalah ujian amat berat bagi Nabi Ibrahim alaihissalam namun beliau sabar dan tabah dalam menjalaninya. Hal itu diungkapkan oleh Al-Quran.
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat: 106)
Maksudnya, ujian yang jelas dan gamblang, yaitu perintah untuk menyembelih anaknya. Lalu Ibrahim a.s. bergegas mengerjakannya dengan penuh rasa berserah diri kepada Allah dan tunduk patuh kepada perintah-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى
dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. (An-Najm: 37)
Dari ayat ini, Para Orangtua pada saat ini hendaknya belajar dan mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihimassalam, karena kedua-dua nya adalah contoh bagaimana menjadi orangtua yang baik dan anak yang berbakti. Sesulit apapun ujiannya hendaknya untuk senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan taat kepada-Nya.
Kita patut meneladani dengan saudara-saudara kita di Palestina, alangkah beratnya ujian yang mereka hadapi, di masa perang, rumah hancur, anak-anak dan wanita dibunuh, kita belajar kepada mereka tentang kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian, semoga Allah segera memberikan kemenangan pada rakyat Palestina, meringankan penderitaanya dan menolong mereka dimana pun dan kapan pun berada dan juga kita doakan semoga .
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Keluarga Nabi Ibrahim bukan hanya teladan dalam iman dan ketaatan, tetapi juga teladan dalam membangun keluarga yang berorientasi pada misi kenabian, yaitu mengabdi kepada Allah dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Mari kita jadikan semangat Idul Adha ini sebagai momen untuk:
- Menghidupkan nilai ketaatan dalam keluarga.
- Menanamkan semangat berkorban demi agama dan kebaikan umat.
- Meningkatkan kepedulian sosial melalui qurban dan berbagi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ”
(HR. Tirmidzi)
“Tidak ada amalan anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah daripada menyembelih hewan qurban.”
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
khatib mengingatkan bahwa spirit qurban bukan hanya menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih egoisme, keakuan, dan kecintaan berlebihan terhadap dunia. Keluarga Nabi Ibrahim telah menunjukkan bahwa:
- Suami dan istri bersatu dalam visi iman dan Taqwa.
- Anak-anak dididik dengan nilai kepasrahan dan keberanian dalam menghadapi ujian.
- Keluarga menjadi wadah lahirnya generasi yang taat dan tangguh.
Inilah keluarga teladan, yang layak dijadikan model oleh setiap keluarga muslim di masa dulu, kini dan masa akan datang.
Kurban adalah wujud rasa syukur kepada Allah swt. Sebagaimana Firman-Nya
إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ [ الـكوثر:1-2]
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. [Al Kawthar:1] Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. [Al Kawthar:2]
Syaikh Wahbah Zuhaili mengatakan : “sebagaimana Kami telah memberimu banyak kebaikan di dunia dan akhirat, termasuk di antaranya sungai Al-Kautsar, maka teruslah laksanakan salat wajib dan salat sunnahmu, dan lakukanlah itu dengan ikhlas karena Allah Tuhanmu. Sembelihlah hewan kurban dan hadyu (yaitu kambing atau unta yang dihadiahkan ke tanah suci), serta semua jenis sembelihan lainnya untuk Allah Ta’ala semata dan atas nama-Nya saja, tanpa menyekutukan-Nya. Karena Dialah yang telah menjamin pemeliharaanmu dan melimpahkan nikmat-Nya kepadamu tanpa perantara selain-Nya,
Sebagaimana firman-Nya dalam ayat lain yang memerintahkannya:
Allah ﷻ berfirman:
“قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”
(QS. Al-An’am: 162)
‘Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada-Nya)’ [QS. Al-An’am: 162–163].” Tafsir Al-Munir karya Az-Zuhaili” (jilid 30, halaman 433)
Hari Raya Idul adha adalah momentum kita berkurban. Kita harusnya belajar dari seorang nenek, bernama Nenek Sahnun umurnya 60, beliau seorang pemulung yang tinggal di tengah Kota Mataram yang berkurban sapi. Dengan jerih payahnya mengumpulkan barang bekas selama beberapa tahun, Sahnun akhirnya bisa membeli sapi kurban. Nenek Sahnun bukanlah orang berada. Dia tinggal sebatang kara di Mataram dan kini menumpang tidur di sebuah kios di samping barat Mal Matataram. Ma sya Allah orang biasa tapi hati nya sungguh mulia.
Mari kita tanamkan dalam keluarga kita:
- Pendidikan iman sejak dini.
- Keteladanan dalam ibadah dan akhlak.
- Kesediaan untuk berkorban demi kebaikan bersama.
Semoga kita semua, sebagai individu dan keluarga, mampu meneladani semangat qurban Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail ‘alaihimussalam.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
