Khutbah Jum’at Tema : “Tips Menjadi Pribadi Pemaaf” Dr. Derysmono, Lc., M.A.
6 mins read

Khutbah Jum’at Tema : “Tips Menjadi Pribadi Pemaaf” Dr. Derysmono, Lc., M.A.

Khutbah Jum’at
Tema : “Tips Menjadi Pribadi Pemaaf”
Dr. Derysmono, Lc., M.A.
(CEO adaustadzh.com, Sekretaris Umum PP HDMI, Direktur Ma’had Aly Raudhotul Qur’an Azzam Desa Sako)
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ. (البقرة: ١٥٥-

Hadirin yang dirahmati Allah
Alhamdulillahirobbilalamin kita patut bersyukuryukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan banyak Karunia kepada kita semua mudah-mudahan apa yang sudah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari berbagai macam nikmat dan karunia membuat kita bagian dari golongan orang-orang yang bersyukur.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam semoga kita senantiasa mengikuti sunnah-sunnah beliau menjadikan beliau sebagai suri tauladan sepanjang masa baik dalam kehidupan kita bermuamalah kepada manusia dan dan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala begitu pula shalawat dan salam teriring kepada pada keluarga beliau sahabat beliau dan pengikutnya sampai akhir kiamat kelak.
Khatib berwasiat kepada diri Khatib dan kepada hadirin marilah kita sama-sama saling menasehati dalam ketakwaan an kebenaran dan kesabaran sehingga pada akhirnya kita dapat bersama-sama meraih Ridho dan surga-nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala amin ya robbal alamin
Hadirin yang dirahmati Allah
Izinkan kasih Pada kesempatan kali ini untuk menyampaikan tema khotbah yaitu Tips Menjadi Pribadi Pemaaf.
Hadirin dirahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Dalam Al-Quran menjelaskan bahwa Seorang muslim itu hendaklah menjadi pribadi yang pemaaf.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Ali Imran: 134).
Dalam ayat lain pula Allah menerangkan begitu mulianya memaafkan kesalahan orang lain, Allah ta’ala juga berfirman,
وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
“dan jika kamu memaafkan itu lebih dekat kepada takwa” (QS. Al Baqarah: 237)
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Pertanyaannya bagaimana menjadi pribadi pemaaf? Karena memaafkan kesalahan dan kekeliruan orang lain itu tidaklah mudah pada prakteknya.
Hadirin yang dirahmati Allah
Pertama : berusaha membalas keburukan dengan kebaikan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Balaslah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat: 34).
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan Maksudnya, barang siapa yang berbuat jahat terhadap dirimu, tolaklah kejahatan itu darimu dengan cara berbuat baik kepada pelakunya. Seperti yang dikatakan oleh Umar r.a., “Hukuman yang setimpal bagi orang yang durhaka kepada Allah karena menyakitimu ialah dengan cara kamu berbuat taat kepada Allah dalam menghadapinya.”
Yang menarik adalah Allah Ta’ala menggunakan kata waliyyun hamim yaitu teman yang sangat setia.
Para ulama mengatakan jika engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, maka kebaikan yang kamu ulurkan kepadanya akan melunakkan hatinya dan berbalik menyukai dan menyenangimu, hingga seakan-akan dia menjadi teman yang dekat denganmu dan akan tertanamlah di dalam hatinya rasa kasihan kepadamu dan ingin berbuat baik kepadamu.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Kedua : Mengingat kebaikan orang yang berbuat salah kepada kita sekecil apapun kebaikannya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ
janganlah kalian melupakan keutamaan di antara kalian (QS Al-Baqarah : 237)
Sering kali orang yang membuat kita jengkel dan marah adalah orang-orang yang pernah berbuat baik kepada kita. Maka ingatlah kebaikan itu.
Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam saat berdakwah di Thaif dan mendapatkan penentangan dari orang thoif, beliau dilempari batu dan diusir. Saat akan masuk makkah maka ada seorang muth’im bin Ady yang menjamin keselamatan beliau, meski bukan muslim tetap saja Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengingat jasa beliau.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Seandainya Muth’im bin ‘Ady masih hidup, lalu memintaku untuk membebaskan mereka (para tawanan tanpa tebusan), maka saya akan membebaskan mereka untuknya”. (HR Bukhari : 2907).
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orang yang telah berjasa kepada kita.
Dari Jabir bin Abdillah Al Ansahary, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan. HR At-Tirmidzi.
Ada satu kata mutiara yang menyebutkan “Jika kau berbuat baik kepada seseorang, jangan diingat-ingat. Jika seseorang berbuat baik kepadamu, jangan pernah dilupakan.”
Hadirin yang dimuliakan Allah
Ketiga : Menahan Amarah dan sabar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ »
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”HR Abu Dawud (no. 4777), at-Tirmidzi (no. 2021), Ibnu Majah (no. 4186) dan Ahmad (3/440),
Allah memuliakan orang yang menahan amarah nya dan bersabar atas apa yang dialaminya.
Allah mencintai mereka yang dapat bersabar.
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar“. [Ali Imran/3 : 146]
Hadirin yang dirahmati Allah
Keempat : berbaik sangka kepada orang yang berbuat salah kepada kita
Dalam al-quran Allah memerintahkan kita untuk berbaik sangka kepada orang lain, hal itu ditegaskan dalam urat Al-Hujurat ayat ke-12 :
يَأَيُّهَا اَّلذِيْنَ ءَامَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka ( kecurigaan ), karena sebagian dari berburuk sangka itu dosa”
Sebaliknya bahaya kita berburuk sangka kepada orang lain, bahkan bisa saja orang yang tidak berbuat apa-apa bisa jadi salah karena sudah diprasangkakan yang tidak baik.
Oleh itu sebabnya Allah melarang kita untuk berburuk sangka.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِ نَّ الظَّنَّ أَكْذَ بُ الْحَدِيْثِ
“Hati-hatilah kalian terhadap prasangka (buruk) karena prasangka (buruk) adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Muslim)
Suatu saat Nabi berdakwah di Thaif, tapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dilempari dan ditolak oleh kaumnya, Malaikat menawarkan agar kaum Thaif dihukum atas apa yang mereka perbuatan. Namun Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menjawab
اَلَّلهُمَّ اهْدِ قَوْمِى فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ ”
Yaa Allah, mohon berikanlah petunjuk pada kaumku, karena mereka tidak tahu
Bagaimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memaafkan dengan landasan bahwa umutnya itu tidak mengetahui. Begitu luar biasa akhlak Nabi kita Shallallahu alaihi wasallam.
Semoga kita dapat menjadi pribadi yang memaafkan, dan kita juga meminta maaf jika kita berbuat salah kepada orang lain.
القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *