Teks Khutbah Idul Fitri 1445 H / 2024 M Tema : Meraih Hakikat Ketaqwaan Dalam Keikhlasan Dan Kesabaran Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A.
Teks Khutbah Idul Fitri 1445 H / 2024 M
Tema : Meraih Hakikat Ketaqwaan Dalam Keikhlasan Dan Kesabaran
Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A.
اَللهُ أَكْبَر (9 مرات)، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ وَالصّلَاةُ والسّلاَمُ عَلَى رَسُولِ الله سَيّدِ السَادَات وَعَلى آلهِ وَأصُحَابِهِ وَأَنُصَارِهِ وَجُنُودِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَغْوَتِهِ وَسَارَعَل نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ المُحَاسَبَاتِ عَن الّحَسَسَاتِ والسَّيِّئَاتِ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ, اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين
يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى، وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ، وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَا، لَكَ الحمدُ كما ينبَغي لجلالِ وجهِكَ الكريم ولعَظيمِ سُلطانِكَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ فَقَالَ الله تَعَالَى: “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ”
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah segala puji dan Syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan kenikmatan dan karunia kepada kita semua. Di pagi 1 syawal 1445 H ini, bertambah kesyukuran kepada Allah swt karena kita dapat menuntaskan ibadah Ramadhan selama 1 bulan dan menyambut hari ini dengan sukacita dan gembira. Semoga Allah swt senantiasa menerima amal ibadah yang telah kita lakukan dan merahmati kita dimanapun kita berada.
Shalawat dan salam selalu kita ucapkan untuk baginda Rasulullah saw, beliaulah teladan sepanjang masa umat manusia dalam segala sendi kehidupan. Marilah di kesempatan mulia ini kita tidak bosan-bosannya untuk senantiasa mengikuti sunnah beliau, menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan Lil alamin.
Khatib berwasiat kepada diri khatib dan kepada jama’ah sekalian, marilah kita semua untuk bertaqwa kepada Allah dimanapun kita berada, sebelum datang masa kita berpulang kepada Allah, sebelum datang masa dimana kita tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali hanya menerima ketentuan Allah, marilah kita bertaqwa dimanapun dan kapanpun kita berada. Semoga Allah selamatkan kita dari api neraka-Nya dan memasukkan kita ke dalam Rahmat-Nya.
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Dalam ayat ini secara jelas bahwa tujuan Allah mewajibkan kita berpuasa adalah untuk meraih ketaqwaan. Lalu apakah yang dimaksud dengan taqwa? Karena begitu banyak orang menyebut kata “taqwa” namun tak memahami hakikat taqwa.
Abdullah bin Umar berkata:
التَّقوى أَلا تَرَى نَفْسَكَ خَيْرًا مِنْ أَحَدٍ
Taqwa adalah tidak merasa bahwa dirimu lebih baik dari orang lain, seperti yang disebutkan oleh al-Baghawi dalam “Tafsirnya” (1/60).
Menurut pengertian yang telah disebutkan, bahwa bagaimana dalam urusan dunia maupun akhirat kita diminta tawadhu. Senantiasa merasa bahwa apa yang dilakukan Ketika kita beribadah kepada Allah swt sebaik dan sebanyak apapun itu tentu masih banyak kekurangannya. Karena sering kali kesombongan kita yang muncul, memandang rendah orang lain karena melihat fisik dan penampilan.
Hal ini ditekankan oleh Allah swt dalam QS Al-Hujurat : 13.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam sanubari kita, kita bertanya Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita telah mencapai derajat orang-orang bertaqwa?
Hal ini dapat kita temukan dalam penjelasan ulama,
Malik bin Anas berkata: Telah sampai kepadaku bahwa seorang ulama menulis kepada Ibnu Zubair, katanya: Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa ada tanda-tanda yang mereka kenal, dan mereka mengenalinya dari diri mereka sendiri:
مَنْ رَضِيَ بِالْقَضَاءِ، وَصَبَرَ عَلَى الْبَلَاءِ، وَشَكَرَ عَلَى النِّعَمَاءِ، وَصَدَقَ فِي اللِّسَانِ، وَوَفَّى بِالْوَعْدِ وَالْعَهْدِ، وَتَلَى أَحْكَامَ الْقُرْآنِ
yang merelakan ketetapan (qadha), bersabar atas musibah, bersyukur atas nikmat-nikmat, jujur dalam perkataan, menepati janji dan perjanjian, mengikuti hukum-hukum Al-Quran. Sesungguhnya imam adalah pasar di antara pasar-pasar, maka jika dia dari kalangan ahli kebenaran, maka orang-orang yang berhak akan membawa hak mereka kepada dia, dan jika dia dari kalangan ahli kesesatan, maka orang-orang yang sesat akan membawa kesesatan mereka kepada dia. Ini disebutkan oleh Ibnu Athir dalam “Jami’ul Ushul” (11/703-704).
Dalam kesempatan ini khatib akan ringkas menjadi empat tanda orang bertaqwa
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pertama adalah Orang yang Ridha terhadap Takdir dan sabar dalam ujian.
Siapa yang tidak pernah mendapatkan rasa sedih dan kecewa, pasti kita semua pernah merasakannya, namun tahukan bapak ibu hadirin semua apa yang Allah swt akan berikan kepada orang yang Ridha terhadap takdir, perhatikan hadist berikut ini yang pernah disampaikan oleh Ummu Salamah, salah satu istri Nabi saw berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,
« مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khairan minhaa (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik)”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah saw perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah saw.” (HR. Muslim no. 918).
Dalam hadits ini Allah akan mengganti nestapa dengan bahagia, kesulitan dengan kemudahan, dan kegetiran dengan kesuksesan.
Sesulit apapun ujian yang Allah berikan kepada kita Allah swt jamin akan ada jalan keluarnya,
Allah Azza wa Jalla berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5). Bahkan janji ini diulangi lagi di ayat keenamnya.
Qatadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah ﷺpernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.” (Tafsir Ath Thabari, 24/496, Dar Hijr).
Mungkin begitu banyak kesulitan dan masalah yang dihadapi saat bulan Ramadhan kali ini, tapi yakin Allah swt tidak akan membiarkan kita sendirian, sehingga Allah swt akan bantu kita.
Mari kita jalani apa yang Allah tetapkan dengan keikhlasan kepada-Nya, mungkin saja apa yang kita kir aitu buruk rupanya baik di sisi Allah,
Allah juga berfirman:
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Kedua : Bersyukur atas nikmat
Allah swt berfirman dalam QS Al-Baqarah : 185.
… وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
… Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, kita diperintahkan Allah untuk menyempurnakan ibadah tersebut dengan Syukur kepada Allah, yaitu dengan menggemakan takbir tasbih dan tahmid.
Ketika kita bersyukur kepada Allah swt, sesungguhnya Syukur itu akan Kembali kepada diri kita sendiri. Amal ibadah yang dilakukan manfaatnya akan Kembali kepada orang yang berbuat.
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
“Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.” QS. Luqman : 12.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang bersyukur, maka manfaat dan pahalanya akan kembali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ
“Dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).” (QS. Ar-Ruum: 44). (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:114).
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Syukur itu ada dua, ada kepada Allah dan itu telah kita laksanakan dengan ibadah semaksimal mungkin di bulan Ramadhan, namun yang kedua adalah Syukur kepada manusia, bil khusus orangtua. Sebagaimana perintah Allah dalam QS Luqman ayat 14, Allah berfirman, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.
Marilah kita muliakan orang tua kita, muliakan mereka dengan tutur kata yang baik, muliakan mereka dengan akhlak yang mulia, muliakan mereka dengan “memanusiakan” mereka.
Jika memang kita pernah berbuat salah di masa lampau, segera minta maaf, cium tangan mereka, menangislah di hadapan mereka. Sebelum datang masa di mana mereka telah tiada, memang kita menangis tapi mereka sudah tak ada.
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ketiga : Jujur Dalam Perkataan dan Menepati Janji
Salah satu tanda diterimanya ibadah puasa adalah seseorang berusaha berkata jujur dan menepati apa yang pernah dijanjikan.
Dalam salah satu sabda Nabi saw disebutkan,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Harapan kita setelah Ramadhan berlalu, bukan berarti kebaikan dan amalan kita juga berlalu, lepas begitu saja. Namun kita berharap kepada Allah swt agar memberikan keistiqomahan dan hidayah-Nya, sehingga amalan-amalan Ramadhan dapat kita teruskan di bulan berikutnya, termasuk juga dalam akhlak berkata jujur dan menepati janji.
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Keempat : Mengetahui Hukum-hukum dalam Alquran dan mengamalkannya.
Sebagai muslim wajib hukumnya belajar. Yang belum bisa baca alquran, segera belajar alquran. bagi yang belum paham isinya alquran, segera belajar kepada para ulama dan orang-orang yang paham akan alquran. Jangan sampai kita rugi, karena jauh dari alquran, tidak paham dengan alquran, sehingga tidak mendapatkan syafaatnya Alquran.
Rasulullah saw bersabda,
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 804]
Siapakah yang dimaksud dengan “shahib al quran” pada hadits ini,
المُلاَزِمِيْنَ لِتِلاَوَتِهِ العَامِلِيْنَ بِهِ
“Yang terus menerus membacanya dan mengamalkannya.” (Al-Bahr Al-Muhith, 16:353)
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahil hamd, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Semoga apa yang disampaikan dalam khutbah kali ini dapat berkesan dan berbekas dalam hati kita masing-masing, serta dapat kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya aamiin.
Khutbah kedua
اَللهُ أَكْبَر (7 مرات) اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ اَشْرَفِ اْللأَنْبِياَءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِناَ وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ نرْجُو فَلاَ تَكِلْنا إِلَى أنَفْسنا طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِنا شَأْننا كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرِ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ المُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ وَالمُجَاهِدِينَ فِي فَلِسْطِينَ ( (3x، اَللَّهُمَّ انْصُرْ هُمْ بِنَصْرِكَ الْعَزيِزِ فَإِنَّكَ خَيرَ النَّاصِرِينَ وَافْتَحْ لَهُمْ بِفَتْحِكَ الْمُبِينِ فَإِنَّكَ خَيْرَ الْفَاتِحِيْنِ
اَللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ نَاصِرًا وَمُعِيْنًا، وَحَافِظًا وَمُؤَيِّدًا، اَللَّهُمَّ وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ.
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا وَأَرَادَ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ بِسُوْءٍ فَأَشْغِلْهُ بِنَفْسِهِ، وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْرَهُ ياَ رَبَّ الْعَالَمِينَ ، اَللَّهُمَّ إِنَّ أَعْدَاءَ دِيْنِكَ قَدْ طَغَوْا وَتَجَبَّرُوْا، وَأَكْثَرُوْا فِي اْلأَرْضِ الْفَسَادَ، فَصُبَّ عَلَيْهِمْ مِنْ عِنْدِكَ سَوْطَ عَذَابٍ
اَللَّهُمَّ انْصُرْمَنْ نَصَرَالدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ, اَللَّهُمَّ انْصُرْ أمَّةَ محمد ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ أمَّةَ محمد ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ أمَّةَ محمد صلى الله عليه وسلم
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِينَ فِي اْلعَاِلم يَارَبَّ العَالَمِيْنَ ، رَّبِّنا اَدْخِلْنِا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْنا مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيم
و صّلِ اللَّهُمَّ عَلۓِ نَبِيْنَامُحَمَّدٍ وَعلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللَّهُّمَّ عَنْ سَادَاتِنَا أبِي بَكْرٍ وَ عُمَرُ وَ عُثْمَانَ و عَلِي وَ عَنْ بَاقِيِّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ