Teks Khutbah Jum’at  “Selamatkan Kemanusiaan di Gaza”
7 mins read

Teks Khutbah Jum’at “Selamatkan Kemanusiaan di Gaza”

Teks Khutbah Jum’at

Selamatkan Kemanusiaan di Gaza

Oleh

Al-Ustadz H. Mahmud Mahfudz, Lc., MH.

Al-Ustadz Dr. Derysmono, B.Sh., S.Pd.I., M.A.

 

 

Khutbah ke-1

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ.وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سيّدَنَامُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ فقال تعالى  اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ وقال رَسُوْلُ اللهِ  ﷺ   لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ  رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ وَمُسْلِمٌ

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan banyak nikmat dan anugrah kepada kita, bil khusus telah memberikan nikmat paling khusus, yaitu nikmat Islam dan iman. Mari kita senantiasa syukuri dan nikmati.

Sholawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mana telah mencontohkan kepada kita semua tentang  solidaritas kepada saudara sesama muslim, senantiasa membela hak-hak para dhuafa dan bangsa yang tertindas.

Hadirin yang dirahmati Allah

Pada kesempatan kali marilah kita senantiasa tingkatkan ketakwaan kepada Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Izinkan khotib Pada kesempatan kali ini menyampaikan suatu tema yaitu Selamatkan Kemanusiaan di Gaza.

Hadirin yang dirahmati Allah

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 52.495 warga Palestina dan melukai 118.366 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. GMO memperbarui jumlah korban tewas  menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

Tentu hal ini tidak boleh dibiarkan saja, kita diam saja dalam menyikapi apa yang terjadi di Gaza Palestina, saat saudara-saudari kita dibantai dan dibunuh dengan keji dengan tanpa ampun, sementara kita hidup dalam keadaan tenang.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Mengapa kita senantiasa harus bersatu untuk membela Palestina?

Pertama : Alasan Religi dalam Membela Palestina adalah Persaudaraan dalam Islam

Sesama Mukmin Bersaudara

Dalam Surat Al-Hujurat ayat 10 Allah berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Alasan religi  lainnya, Mukmin Bagai Satu Tubuh

Hadis Rasulullah SAW:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan mengalami demam.” (HR. Muslim no. 2586)

Keistimewaan Masjid Al-Aqsha dan Palestina

Beberapa keutamaan Masjidil Aqsa, 1. Kiblat pertama umat Islam. 2. Masjid kedua yang dibangun di bumi. 3. Salah satu dari tiga masjid yang dianjurkan untuk diziarahi. 4. Titik berangkat Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 5. Negeri para Nabi (Ibrahim, Ishaq, Musa, Daud, Sulaiman, dll.). 6. Tempat kebangkitan manusia di akhirat. 7. Tempat berkumpulnya generasi akhir zaman yang ditolong Allah.

Masjidil Aqsa adalah masjid kedua dibangun di Bumi, dalam Hadis riwayat Bukhari dan Muslim: Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah: “Masjid mana yang pertama kali dibangun di bumi?” Beliau menjawab: “Masjidil Haram. “Lalu setelah itu?” “Masjidil Aqsha.” “Berapa lama jaraknya?” “Empat puluh tahun.”

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Kedua  Alasan Konstitusi Dalam Membela Palestina

Sebagai bangsa yang berdaulat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita tidak boleh menutup mata terhadap penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Pembelaan kita terhadap mereka bukan hanya didasarkan pada rasa kemanusiaan dan ukhuwah Islamiyah, tetapi juga memiliki dasar yang kuat dalam konstitusi negara kita sendiri.

Pertama, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas menyatakan:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan…”

Kalimat ini bukan hanya sekadar ungkapan, tetapi merupakan prinsip dasar berdirinya Republik Indonesia. Maka, selama masih ada penjajahan di bumi ini, termasuk penjajahan yang dilakukan atas bangsa Palestina, kita memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk menentangnya.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Kedua, Pancasila sebagai dasar negara, khususnya pada Sila Kedua, menegaskan: “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”

Nilai ini mengajarkan kepada kita bahwa keadilan dan peradaban harus ditegakkan di mana pun, termasuk membela hak-hak rakyat Palestina yang setiap hari diperlakukan tidak manusiawi, dizalimi, dan kehilangan hak-haknya sebagai bangsa merdeka.

Maka, berdiri membela Palestina bukanlah bentuk intervensi politik asing, melainkan sebuah amanah konstitusional dan moral yang harus kita tunaikan sebagai bangsa yang menolak segala bentuk penjajahan.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Ketiga Alasan Historis: Dukungan Palestina terhadap Kemerdekaan RI

Di tengah penderitaan panjang yang dialami oleh bangsa Palestina, penting bagi kita umat Islam di Indonesia untuk tidak melupakan sejarah. Pembelaan kita terhadap Palestina bukan hanya karena alasan kemanusiaan dan persaudaraan seiman, tapi juga karena adanya hutang sejarah yang tidak boleh kita abaikan.

Pertama, jauh sebelum Indonesia merdeka secara resmi, tahun 1944, seorang ulama besar Palestina yang juga Mufti Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husaini, telah memberikan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Indonesia. Beliau bukan hanya menyuarakan dukungan, tetapi juga mempengaruhi negara-negara Arab lainnya seperti Mesir, Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi, dan Afghanistan untuk segera mengakui kemerdekaan Republik Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus 1945.

Kedua, Memberikan dukungan finansial yang nyata. Seorang dermawan Palestina bernama Muhammad Ali Taher, menyumbangkan seluruh hartanya yang disimpan di Bank Arabia untuk membantu perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebuah pengorbanan luar biasa dari seorang yang bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di bumi Nusantara, namun merasakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah bagian dari perjuangan umat Islam sedunia.

Ketiga, sikap tegas Presiden pertama kita, Ir. Soekarno, menjadi bukti bagaimana sejak awal kemerdekaan, Indonesia konsisten menolak penjajahan Israel atas Palestina. Bung Karno tidak mengundang Israel dalam Konferensi Asia Afrika 1955, sebagai bentuk protes terhadap penjajahan. Bahkan, beliau melarang keikutsertaan atlet Israel dalam Asian Games 1962 di Jakarta, dan lebih memilih mundur dari kualifikasi Piala Dunia 1958 daripada harus bertanding melawan Israel.

Semua ini menunjukkan bahwa dukungan kita terhadap Palestina bukanlah sikap politik musiman, melainkan bagian dari sejarah panjang solidaritas dan keberpihakan terhadap keadilan dan kemerdekaan.

Maka jama’ah sekalian, berdiri membela Palestina bukan hanya karena mereka saudara kita dalam agama, tetapi juga karena merekalah saudara kita dalam perjuangan kemerdekaan. Kita memiliki utang sejarah, yang tidak akan pernah lunas kecuali dengan doa, dukungan, dan solidaritas nyata kepada mereka.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Keempat : Alasan Diplomasi: Konsistensi Indonesia Membela Palestina

Di tengah krisis kemanusiaan yang terus berkecamuk di bumi Palestina, Indonesia tidak hanya bersuara di atas mimbar atau media sosial, tetapi juga terus menunjukkan komitmen nyatanya di panggung diplomasi internasional. Inilah bukti bahwa bangsa kita teguh membela Palestina, bukan sekadar dengan kata-kata, tetapi dengan langkah-langkah nyata yang terukur dan konsisten.

Pertama, dalam forum-forum dunia, Indonesia terus mendorong upaya gencatan senjata dan perdamaian. Pemerintah kita aktif menyuarakan pentingnya penghentian kekerasan terhadap rakyat sipil, serta mendorong hadirnya keadilan bagi bangsa Palestina.

Indonesia juga memberikan dukungan penuh kepada UNRWA, yaitu badan PBB yang menangani bantuan bagi pengungsi Palestina. Bahkan, sampai Juni 2024, Indonesia telah mengirim lebih dari 4.500 ton bantuan kemanusiaan bagi saudara-saudara kita di Gaza dan wilayah Palestina lainnya yang terisolasi dan tertindas.

Tidak berhenti di situ, Indonesia turut mengawal keputusan Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel, serta terus mengajak dunia untuk segera mengakui kemerdekaan Palestina sebagai negara yang berdaulat dan merdeka sepenuhnya.

Kedua, tujuan utama dari diplomasi ini adalah mewujudkan solusi dua negara yang adil dan damai — yaitu Israel dan Palestina hidup berdampingan, namun dengan pengakuan penuh atas hak-hak bangsa Palestina yang selama ini dirampas.

Indonesia juga mendukung penuh keanggotaan Palestina di PBB, dan selalu membawa misi besar: menjaga prinsip keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan dalam setiap langkahnya di panggung dunia.

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,

Sikap ini menunjukkan bahwa membela Palestina bukan hanya kewajiban umat Islam saja, tetapi juga komitmen resmi negara kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Maka, mari kita perkuat peran kita sebagai rakyat Indonesia untuk terus mendukung perjuangan Palestina — dengan doa, dengan donasi, dan dengan menyuarakan kebenaran di mana pun kita berada.

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

Khutbah II

 

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *