Khutbah Idul Adha 1445 H TRANSFORMASI MAKNA KURBAN: DARI RITUAL MENJADI WUJUD CINTA DAN KEMANUSIAAN  Oleh : H. Iman Santoso, Lc. MEI
14 mins read

Khutbah Idul Adha 1445 H TRANSFORMASI MAKNA KURBAN: DARI RITUAL MENJADI WUJUD CINTA DAN KEMANUSIAAN Oleh : H. Iman Santoso, Lc. MEI

Khutbah Ied Adha 1445 H
Tema : transformasi makna kurban: dari ritual menjadi wujud cinta dan kemanusiaan

 

Oleh : H. Iman Santoso, Lc. MEI

Dewan Pembina Pesantren Al-Hidayah Jakarta dan Nurhasanat Karawang

 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل على عبده الكتاب…

 أظهر الحق بالحق وهازم الأحزاب…

وأتمَّ نوره، وجعل كيد الكافرين في تباب…

أرسل الرياح بشرًى بين يدي رحمته وأجرى بفضله السحاب…

وأنزل من السماء ماء، فمنه شجر، ومنه شراب…

جعل الليل والنهار خلفة فتذكر أولو الألباب…

نحمَده تبارك وتعالى على المسببات والأسباب…

ونعوذ بنور وجهه الكريم من المؤاخذة والعتاب…

ونسأله السلامة من العذاب وسوء الحساب…

أشهد أن لا إله إلا الله العزيز الوهاب…..

وأشهد أن محمد عبده ورسوله  نبي الأحباب ….

اللهم فصل وسلم على هذا النبى الكريم والرسول العظيم سَيِّدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ وقَائِدِ المجاهدين سيدنا و نبيِّنا وشفيعِنا وقُرَّةِ أَعْيُنِنَا محمدٍ وعلى آله وصحبه وأنصاره وجُنُوْدِهِ ومَنْ أَحْيَى سُنَّتَهُ وَسَلَكَ سَبِيْلَهُ ونَهَجَ مَنْهَجَهُ وجاهَدَ فى اللهِ حَقَّ جهادِهِ إلى يوم الدين أما بعد فأوصيكم عباد الله وإياى بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون . وقال الله تعالى في القرآن العظيم :

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

وقال تعالى  :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)

 

 

Allahu Akbar 9 x

Allahu Akbar, Wa Lillahil-hamd

Hadirin, jamaah sholat Idul Adha yang dimuliakan Allah,

 

Alhamdulillah, marilah kita bersyukur kepada Allah Rabb alam semesta, atas segala ni’mat yang telah diberikan kepada kita semua. Allah  telah menciptakan kita, memberi rizki dan  hidayah Islam pada kita. Kita bersyukur kepada Allah yang masih memberi kesempatan hidup, sehingga pada pagi hari ini kita dapat sama-sama merayakan Hari ‘Idul Adha bersama ratusan juta umat Islam di dunia. Mengumandangkan kalimat yang sama; takbir, tahmid dan tahlil. Dan marilah kita merealisasikan syukur  dengan terus-menerus beribadah kepada Allah dan beramal shalih, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kita pasrahkan segala penghambaan hanya untuk Allah SWT.

 

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ()لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

 

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada pemimpin dan teladan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir zaman.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil-hamd

 

Hari Raya Idul Adha tahun ini benar-benar sebagai hari berkurban dan pengorbanan, karena sudah 9 bulan lebih umat Islam di Gaza Palestina,  terjadi perang yang tidak seimbang, tepatnya genosida atau penghancuran masal yang sadis terhadap rakyat sipil yang dilakukan Zionis Israel. Mayoritas korbannya adalah anak-anak dan wanita. Oleh karena itu marilah perhatian kita ditujukan kesana, berempati dan peduli kepada mereka. Kita peringati hari Raya Idul Adha dengan semangat berkurban dan pengorbanan.

 

Berqurban  merupakan bagian dari Syariat Islam yang sudah ada semenjak manusia ada. Ketika putra-putra nabi Adam as. diperintahkan berqurban. Maka Allah Swt. menerima qurban yang  baik dan diiringi ketakwaan dan menolak qurban yang buruk. Allah Swt berfirman: “Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Maa-idah 27).

 

Qurban lain yang diceritakan dalam Al-Qur’an adalah qurban keluarga Ibrahim as., saat beliau diperintahkan Allah Swt. untuk mengurbankan anaknya, Ismail as.Kemudian qurban ditetapkan oleh Rasulullah Saw. sebagai bagian dari Syariah Islam, syiar dan ibadah kepada Allah Swt. sebagai rasa syukur atas ni’mat kehidupan. Kata qurban, berasal dari bahasa Arab, artinya pendekatan diri, sedangkan maksudnya adalah menyembelih binatang ternak sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah. Arti ini dikenal dalam istilah Islam sebagai  udhiyah. Udhiyah secara bahasa mengandung dua pengertian, yaitu kambing yang disembelih waktu Dhuha, dan kambing yang disembelih di hari ‘Idul Adha. Adapun makna secara istilah, yaitu binatang ternak yang disembelih di hari-hari Nahr dengan niat mendekatkan diri (taqarruban) kepada Allah dengan syarat-syarat tertentu (Syarh Minhaj).

 

Disyariatkannya ritual qurban sebagai simbol pengorbanan hamba kepada Allah Swt., bentuk ketaatan kepada-Nya dan rasa syukur atas ni’mat kehidupan yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya. Hubungan rasa syukur atas nikmat kehidupan dengan berqurban yang berarti menyembelih binatang dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, bahwa penyembelihan binatang tersebut merupakan sarana memperluas hubungan baik terhadap kerabat, tetangga, tamu dan saudara sesama muslim. Semua itu merupakan fenomena kegembiraan dan rasa syukur atas ni’mat Allah Swt. kepada manusia, dan inilah bentuk pengungkapan ni’mat yang dianjurkan dalam Islam: “Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)” (QS Ad-Dhuhaa 11).  Kedua, sebagai bentuk pembenaran terhadap apa yang datang dari Allah Swt.. Allah menciptakan binatang ternak itu adalah ni’mat yang diperuntukkan bagi manusia, dan  Allah mengizinkan manusia untuk menyembelih binatang ternak  tersebut sebagai makanan bagi mereka. Bahkan penyembelihan ini merupakan salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah Swt.

 

Berqurban merupakan ibadah yang paling dicintai Allah Swt. di hari Nahr, Allah Swt. berfirman:” Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” (QS Al-Kautsaar 2).  disebutkan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dari ‘Aisyah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

 

” Tidaklah anak Adam beramal di hari Nahr yang paling dicintai Allah melebihi menumpahkan darah (berqurban). Qurban itu akan datang dihari Kiamat dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya darah akan cepat sampai di suatu tempat sebelum darah tersebut menetes ke bumi. Maka perbaikilah jiwa dengan berqurban”.

 

Rasulullah Saw. bersabda:” Jika kalian melihat awal bulan Dzulhijjah, dan seseorang diantara kalian hendak berqurban, maka tahanlah rambut dan kukunya (jangan digunting)” (HR Muslim). Dalam hadits lain: “Siapa yang memiliki kelapangan dan tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Bagi seorang muslim atau keluarga muslim yang mampu dan memiliki kemudahan, dia sangat dianjurkan untuk berqurban. Jika tidak melakukannya, menurut pendapat Abu Hanifah, ia berdosa. Dan menurut pendapat jumhur ulama dia tidak mendapatkan keutamaan pahala sunnah.

 

Ketika berbicara tentang ritual kurban maka sejatinya mengandung makna  pengorbanan sebagai wujud cinta, ketaatan dan syukur kepada Allah yang menfaatkan dirasakan oleh manusia atau masyarakat sekitar. Demikian diantara hikmah yang dapat kita ambil dari kisah kurban dan pengorbanan nabi Ibrahim as dan putranya  nabi Ismail as dan keluarganya. Kisah yang sangat heroik tentang, kurban, perjuangan dan pengorbanan. Kisah yang diabadikan Al-Qur’an untuk menjadi pelajaran umat manusia sepanjang zaman. Marilah kita sekarang mengambil pelajaran dari pengorbanan nabi Ibrahim as. dan keluarganya. Pelajaran yang mengantarkan  pada kesuksesan dunia dan akhirat.

Ibrahim as dan keluarganya melakukan  pengorbanan demi pengorbanan. Tidak ada pengorbanan yang lebih besar dari seorang ayah melebihi pengorbanan agar meninggalkan putra dan istri yang paling dicintainya. Tetapi itu semua dilakukan oleh Ibrahim as dengan penuh ikhlas menyambut seruan Allah yaitu seruan dakwah. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Qur’an dalam surat Ibrahim   37

 

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

 

“Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur”

 

Disebutkan dalam riwayat, ketika Ibrahim as. akan meninggalkan putranya Ismail as dan istrinya Hajar, saat itu dalam kondisi menyusui. Dan ketika Ibrahim as meninggalkan keduanya dan memalingkan wajah dari keduanya, Hajar bangkit dan memegang baju Ibrahim as. dan berkata, “ Wahai Ibrahim mau pergi kemana, engkau meninggalkan kami disini dan tidak ada yang mencukupi kebutuhan kami ?” . Ibrahim tidak menjawab, dan ketika Hajar terus-menerus memanggil sedang Ibrahim tidak menjawab, Hajar berkata, “ Apakah Allah yang menyuruhmu seperti  ini ?, Ibrahim as menjawab, “Ya’. Hajar berkata, “ Kalau begitu pasti Allah tidak akan menyia-nyiakan kita”.

 

Dan puncak dari pengorbanan itu, manakala datang perintah yang lebih tidak masuk akal lagi dari sebelumnya, yaitu perintah untuk menyembelih Ismail as.

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109(

 

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.  Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian, (yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”(QS As-Shaafaat 102-109).

 

Berkahnya Pengorbanan

Kisah dan keteladanan Ibrahim as memberikan pelajaran yang sangat mendalam kepada kita, yaitu bahwa pengorbanan akan melahirkan keberkahan. Ibrahim as. menjadi orang yang paling dicintai Allah SWT, (khalilullah), imam, Abul Anbiya, hanif, sebutan yang baik, kekayaan harta yang melimpah ruah  dan banyak lagi. Bahwa hanya dengan pengorbananlah kita meraih keberkahan.

 

Dari pengorbanan Ibrahim as. dan keluarganya, jadilah Makkah dan sekitarnya menjadi pusat ibadah umat manusia se dunia, sumur Zamzam yang penuh berkah mengalir di tengah padang pasir dan tidak pernah kering. Dan puncak keberkahan dari itu semua adalah dari keturunannya lahir seorang manusia pilihan  Muhammad saw., yang  menjadi nabi rahmatan lil’alamiin.

 

Pengorbanan akan memberikan keberkahan bagi hidup kita, keluarga dan keturunannya dan pengorbanan akan melahirkan peradaban besar. Dan kisah para pahlawan yang berkorban telah membuktikan itu. Ibrahim as. dan keluarganya Ismail as, Ishak as, siti Sarah dan Hajar. Muhammad saw. dan keluarganya, siti Khadijah ra., ‘Aisyah ra. Fatimah ra. dll, para sahabat yang mulia, Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, dll.  Para pemimpin setelah sahabat, Tabi’in dan  Tabiit Tabi’in, Umar bin Abdul Aziz ra, Hasan Al-Bashri ra, Abdullah bin Al-Mubarok, imam Abu Hanifah, imam Malik, imam As-Syafi’i dan imam Ahmad. Para pahlawan dari generasi pertengahan dan modern, Sholahuddin al-Ayyubi pembebas Masjidil Aqso, Muhammad  Al-Fatih, Hasan Al-Banna dan seterusnya akan muncul para pahlawan yang siap berkorban demi kemuliaan Islam dan umatnya. Sesungguhnya, bumi yang disirami oleh pengorbanan para anbiya, darah syuhada dan tinta ulama adalah bumi yang berkah.

 

Sekarang juga kita menyaksikan pengorbanan saudara kita di Gaza Palestina, mereka berjihad dan berkorban demi menjaga Masjidil Aqso, kiblat pertma umat Islam,  dan berjihad agar Palestina Merdeka. Sudah 36.000 lebih umat Islam Palestina, khususnya di Gaza yang syahid, mayoritasnya anak-anak dan kaum Wanita. Ratusan ribu yang luka, jutaan mengungsi, rumah tinggal, rumah sakit, rumah ibadah, sekolah dan infrastruktur lain hancur. Pengorbanan yang besar ini tidak akan sia-sia bahkan melahirkan kebaikan dan keberkahan yang luar biasa untuk kehidupan manusia.

 

Hati Nurani dan jiwa kemanusiaan terusik, masih ada dan terus tumbuh, membrontak melihat genosida, pembunuhuan dan pemusnahan yang diterus dilakukan oleh Zionis Isreal dan sekutunya. Maka gelombang aksi semakin keras menolak itu semua, rakyat sipil di seluruh dunia turun, khususnya dilakukan oleh para mahasiswa di Eropa,  Amerika, Australia, Jepang, Indonesia dll. Bahkan lebih dari itu, kita menyaksikan berkahnya pengorbanan, melihat ketabahan muslim Gaza, umat manusia berbondong-bondong masuk Islam. Sementara itu kekuatan Adidaya Israel yang disokong terus oleh AS dan sekutunya memperlihatkan tanda-tanda kehancurannya.

 

Dan bagi kita yang di Indonesia,  marilah kita sebagai muslim dan sebagai manusia, bahkan sebagai bangsa besar untuk terus membantu saudara kita di Palestina dengan do’a, harta, publikasi media, aksi nyata dan segala yang kita bisa, sebagai refleksi dari ukhuwah Islam kita.  Rasulullah saw bersabda:

 

مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجسدِ بالسهَرِ والْحُمَّى

 

Artinya: Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam saling mencintai, saling kasih sayang dan saling empati  sesama mereka dan adalah laksana satu tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh badan turut merasakannya  dengan tidak tidur dan demam. (HR. Muslim)

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil-hamd

Islam tidak mungkin sampai kepada kita tanpa pengorbanan para pengikut Nabi, para da’i dan ulama Islam. Kita mengenal pengorbanan dan kerja keras Wali Songo dan murid-muridnya yang mengislamkan tanah Jawa kemudian menyebarkan Islam di seluruh Nusantara. Mereka adalah pekerja keras, pejuang-pejuang yang bersedia menghadapi resiko, meskipun harus kehilangan nyawa. Mereka berhadapan dengan kerajaan Majapahit dan Pajajaran yang saat itu merupakan dua kekuatan besar berlatar belakang kemusyrikan. Para wali mengorbankan apa saja untuk tegaknya agama Allah di Nusantara ini… Karena itu, dengan pertolongan Allah – Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini.

Negara Indonesia ini tidak akan mungkin ada di muka bumi tanpa perjuangan dan pengorbanan dari para pendahulu kita. Mereka adalah para ulama, kyai dan santri yang meneriakkan kalimat takbir “Allaaahu Akbar” dalam mengusir penjajah.

Lihatlah catatan sejarah, betapa darah mengalir, nyawa melayang demi tegaknya sebuah negeri kaum muslimin yang bernama “Indonesia”. Namun sayang, sejarah di negeri ini masih ditulis dan diwarnai oleh antek-antek penjajah sehingga peran ulama dan mujahid Islam dipinggirkan, sementara nama-nama kaum sekuler, nasionalis dan komunis ditonjolkan!

Siapa mengingkari keislaman Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponogoro, dan Imam Bonjol yang melihat penampilannya saja sudah jelas kealiman dan keulamaannya. Mereka adalah para pejuang Islam yang terinspirasi oleh ruhul badzel wa tadhhiyah para Nabi dan sahabatnya… Bahkan ternyata hasil penelitian sejarah yang jujur menyatakan bahwa Sisimangaraja di Tanah Batak dan Patimura di Maluku adalah pahlawan Islam yang bertempur melawan penjajah.

Hanya kalimat Takbir “Allahu Akbar” yang mereka teriakkan dapat menggetarkan para penjajah sehingga mereka hengkang dari bumi pertiwi….

Perubahan-perubahan yang terjadi di negeri ini juga sarat dengan contoh-contoh pengorbanan para pemuda Islam. Namun sampai saat ini kalimatullah hiyal ‘ulya belum juga eksis di negeri pertiwi ini. Ini disebabkan pengkhianatan kaum sekuler dan para politisi busuk yang selalu memperdaya pengorbanan dan jihad pemuda Islam untuk kepentingan politik mereka.

Di setiap zaman dan tempat ada tuntutan Allah untuk merealisasikan pengorbanan yang kita hayati setiap tahun ini. Di masa kita sekarang ini, di negeri kita Indonesia, juga negeri-negeri muslim, menuntut seluruh rakyat, laki-laki maupun perempuan, khsususnya para pemuda mahasiswa, dan remaja Islam untuk kembali memberikan ruhul badzel dan tadhiyah mereka. Karena hanya dengan ruhul badzl wa tadhiyah, kita akan meraih keberkahan, kesuksesan dan kemenangan. Allah Ta’ala berfirman:

 یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ تِجَـٰرَةࣲ تُنجِیكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِیمࣲ .  تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَ ٰ⁠لِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡۚ ذَ ⁠لِكُمۡ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ . یَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ وَیُدۡخِلۡكُمۡ جَنَّـٰتࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ وَمَسَـٰكِنَ طَیِّبَةࣰ فِی جَنَّـٰتِ عَدۡنࣲۚ ذَ ⁠لِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِیمُ}

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui,niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung. (Surat Ash-Shaf: 10 – 12)

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil-hamd

Hadirin, jamaah sholat Idul Adha yang dimuliakan Allah,

 

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah agar masyarakat dan bangsa ini mendapatkan keberkahan, keselamatan dan kejayaan yang diharapkan.

إن الله وملآئكته يصلون على النبى يآأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما : اللهم صل وسلم  على هذا النبى الكريم والرسول العظيم سيد الغر المحجلين نبينا وشفيعنا وقرة أعيننا محمد وعلى آله وصحبه وأنصاره وجنوده ومن أحيى سنته وسلك سبيله ونهج منهجه وجاهد فى الله حق جهاده

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيآء منهم والأموت إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضى الحاجات ويا كافى المهمات

رَبَّنَا ظَلَمنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْن اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

اللهم إِنَّا عَبِيْدُكَ وَأَبْنآءُ عَبِيْدِكَ وَأْبَنآءُ إِمَآئِكَ   ناَصِيَتُنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضآؤُكَ – نَسْأَلَك بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لك سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلَقِكَ أو أَنْزَلَتْهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا َوَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلاءَ أَحْزَاِنَنا وَذَهَابَ هُمُوْمِنَا

الَّلهُمَّ إِنَّا نَسْتعِيْنُكَ وَنَسْتغْفِرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِى عَلَيْكَ الْخَيْرَ وَنَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ الَّلهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ وَنَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

الَّلهُمَّ أَلْهِمْنَا رُشْدَنَا وَقِنَا شَرَّ نُفُوْسِنَا اللَّهُمَّ ثَبِّتْنَا علَىَ نَهْجِ الإِسْتِقَامَةِ وَأَعِذْنَا مِنْ مُوْجِبَاتِ الَّندَامَةِ – اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ شُكْرًا وَلَكَ الْمَنُّ فَضْلاً وَأَنْتَ رَبُّنَا حَقًّا وَأَنْتَ لَمْ تَزَلْ لِذلِكَ أَهْلاً

اللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ ويا مُقَوِّىَ كُلِّ ضَعِيْفٍ ويَا مَأْمَنَ كُلِّ خَائِفٍ اللهم يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ الى الْبَيَاِن وَالَّتفْسِيْرِ حاَجاَتنُاَ اِلَيْكَ كَثِيْرٌ وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ فَتَيْسِيْرُ الْعَسِيْر عَلَيْكَ يَسِيْرٌ اُحْرُسْنَا بِعَيْنِكَ الَّتِى لاَ تنَامُ وَاكْنُفْنَا بِكَنَفِكَ الَّذِى لاَ يُرَامُ وَلاَ تُهْلِكْنَا وَأَنْتَ رَجَاؤُنَا  يا أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

اللَهم اْنصُرْ عِبَادَكَ الْمَظْلُوْمِيْنَ وإخواننا المجاهدين والمرابطين في فلسطين  وفي غزة وفِى كُلِّ بُقْعَةِ أَرْضِكَ فِيْهَا نَفْسٌ مُؤْمِنَةٌ  اللهم وَأَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ  عليهم  وَاكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاغْفِرلَنَا وَلَهُمْ وَثَبِّتْ قُلُوْبُنَا وَإِيَّاهُمْ على دِيْنِكَ

اللهم إنا نسألك أن تحرر أسرانا ومسرانا واجعل من جنودك يارب العالمين

اللهم إنك ترى مقامنا وتعلم أسرارنا وإنك تعلم أننا لا نخرج ريآءا ولا سمعة ولا بطرا ولكن خرجنا توحيدا لصفوفنا وتأليفا لقلوبنا و ابتغآءا لما فيه رضاك وفيه صلاحنا فاجعل هذه القلوب تجتمع على محبتك وتلتقى على طاعتك وتتوحد على دعوتك وتتعاهد على نصرة شريعتك ووثق اللهم رابطتها وأدم ودها واهدها سبلها واملأها بنورك الذى لا يخبو واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكل عليك وأحيها بمعرفتك وأمتها على الشهادة فى سبيلك إنك نعم المولى ونعم النصير

اللَّهُمَّ ألِّفْ بَيْنَ قُلُوبِ العَرَبِ والمسلمين، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُم علَى الإسلامِ والإيمانِ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ على القرآنِ والسُنَّةِ، اللَّهُمَّ لاَ تَكِلْنَا إلى أَنْفُسِنَا ولا إلى أحدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَنَهْلِك ونَضِيْع “.

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ*اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الإجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلاَنُ

وصل اللهم على خير خلقك سيدنا و نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *