Teks Khutbah Idul Adha 1445 H Meneladani Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam Kehidupan
Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A
(CEO adaustadzh.com, Sekum PP HDMI, Direktur Ma’had Aly Raudhotul Qur’an Azzam Sako)
Khutbah 1
اَاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di pagi hari ini tanggal 10 Dzhulhijjah 1445 H kita dapat bersama-sama melangkahkan kaki, menguatkan niat dan tekad dalam melaksanakan rangkaian shalat Idul Adha secara berjamaah. Kita bersyukur atas nikmat Islam, Iman dan kesehatan, serta kesempatan yang dianugrahkan kepada kita. Semoga umur yang tersisa senantiasa dapat kita maksimalkan dalam menyiapkan bekal akhirat sebanyak-banyaknya dan senantiasa istiqomah dalam meraih ridha Allah swt.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penyuluh umat menunjuki kebenaran menerangi manusia dengan cahaya iman dan Islam semoga kelak di yaumul Qiyamah kita dapat bertemu dengan Baginda Rasulullah bersua telaganya al-kautsar dihimpunkan oleh Allah di surganya Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Khatib berwasiat kepada diri khotib dan kepada hadirin marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan ketakwaan sebab keimanan dapat turun, dan ketakwaan dapat berkurang hanya dengan senantiasa kita berdoa kepada sajalah Kalau akan senantiasa memberikan petunjuk kepada kita agar kita menjadi hamba-hamba Allah yang selamat dunia sampai akhirat.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Izinkan khotib Pada kesempatan kali ini menyampaikan suatu tema Meneladani Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam Kehidupan
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Hari ini kita memperingati Idul Adha, hari raya yang mengingatkan kita pada kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ini bukan hanya sebuah cerita, melainkan teladan yang sarat dengan nilai kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Hikmah Pertama : Kesabaran dalam Menghadapi Ujian
Nabi Ibrahim Alaihissalam menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian. Salah satu ujian terbesar adalah perintah Allah untuk menyembelih putranya, Ismail Alaihissalam. Kesabaran ini menjadi contoh bagi kita untuk tetap teguh dalam menghadapi setiap cobaan dalam hidup.
Padahal Nabi Ibrahim Alaihissalam telah lama menanti anak, karena sudah lama tidak punya anak. Dengan doanya yang terekam dalam alquran.
رَبِّ هَبۡ لِي مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. QS. As-Shoffat : 100.
Allah menerima dan mengabulkan doa nabi ibrahim Alaihissalam. Namun beliau diperintahkan untuk menyembelih anaknya.
Allah swt berfirman,
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي ٱلْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
“Ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'” (QS. Ash-Shaffat: 102)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan “sesungguhnya Ibrahim memberitahukan mimpinya itu kepada putranya agar putranya tidak terkejut dengan perintah itu, sekaligus untuk menguji kesabaran dan keteguhan serta keyakinannya sejak usia dini terhadap ketaatan kepada Allah Swt. dan baktinya kepada orang tuanya.”
Lalu kemudia Allah swt mengganti kurban dengan kambing. Ini adalah ujian amat berat bagi Nabi Ibrahim alaihissalam namun beliau sabar dan tabah dalam menjalaninya. Hal itu diungkapkan oleh Al-Quran.
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat: 106)
Maksudnya, ujian yang jelas dan gamblang, yaitu perintah untuk menyembelih anaknya. Lalu Ibrahim a.s. bergegas mengerjakannya dengan penuh rasa berserah diri kepada Allah dan tunduk patuh kepada perintah-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى
dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. (An-Najm: 37)
Para Orangtua pada saat ini hendaknya belajar dan mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihimassalam, karena kedua-dua nya adalah contoh bagaimana menjadi orangtua yang baik dan anak yang berbakti. Sesulit apapun ujiannya hendaknya untuk senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan taat kepada-Nya.
Jika melihat saudara-saudara kita di Palestina, alangkah beratnya ujian yang mereka hadapi, di masa perang, rumah hancur, anak-anak dan wanita dibunuh, kita belajar kepada mereka tentang kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian, semoga Allah segera memberikan kemenangan pada rakyat Palestina.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Hikmah Kedua : Keikhlasan dalam Beribadah
Nabi Ibrahim AS selalu beribadah dengan penuh keikhlasan. Segala perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah SWT, tanpa mengharapkan balasan dari manusia.
Allah swt berfirman,
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.‘” (QS. Al-An’am: 162)
Maksud dari ayat ini dijelaskan oleh para ulama, bahwa ayat ini mengingatkan kepada orang-orang kafir quraish yang menyembelih kurban tapi untuk berhala-berhala mereka.
Ibnu Katsir mengatakan Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk memberitakan kepada orang-orang musyrik penyembah selain Allah dan kalau menyembelih hewan bukan menyebut nama Allah, bahwa dia (Nabi Saw.) berbeda dengan mereka dalam hal tersebut. Karena sesungguhnya salatnya hanyalah untuk Allah, dan ibadahnya hanya semata-mata untuk Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Hal ini sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah. (Al-Kausar: 2)
Artinya, berikhlaslah kamu untuk Dia dalam salat dan kurbanmu. Karena sesungguhnya orang-orang musyrik menyembah berhala dan menyembelih untuk berhala. Maka Allah memerintahkan kepada NabiNya agar membedakan diri dengan mereka dan menyimpang dari kebiasaan yang mereka lakukan, serta menghadapkan diri dengan seluruh tekad dan niat yang tulus dalam berikhlas kepada Allah Swt.
Hari Raya Idul adha adalah momentum kita berkurban. Kita harusnya belajar dari seorang nenek, bernama Nenek Sahnun umurnya 60, beliau seorang pemulung yang tinggal di tengah Kota Mataram yang berkurban sapi. Dengan jerih payahnya mengumpulkan barang bekas selama beberapa tahun, Sahnun akhirnya bisa membeli sapi kurban. Nenek Sahnun bukanlah orang berada. Dia tinggal sebatang kara di Mataram dan kini menumpang tidur di sebuah kios di samping barat Mal Matataram. Ma sya Allah orang biasa tapi hati nya sungguh mulia.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Hikmah Ketiga : Membina Keluarga dengan Nilai-Nilai Keimanan
Nabi Ibrahim AS membina keluarganya dengan nilai-nilai keimanan yang kuat. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang harus dibina dengan ajaran Islam yang kokoh.
Allah swt berfirman,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَـٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًۭا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah kisah) Ibrahim yang berkata: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.‘” (QS. Ibrahim: 35)
Inilah doa Nabi Ibrahim untuk anak-anaknya agar senantiasa menjadi anak yang sholih sholihah. Ini pesan penting bahwa pembinaan keluarga hendaknya menjadi perhatian.
Apalagi sekarang ini kita menghadapi zaman hampir semua digital, mudahnya akses informasi, melalui hp atau gadget kita dengan mudah berkomunikasi satu dengan yang lainnya meski jarak dan waktu yang berbeda.
Jika tidak benar dan baik dalam menggunakan teknologi digital, maka bukannya kebaikan dan kemajuan yang didapatkan akan tetapi sebaliknya yaitu kehancuran dan kemunduran. Contohnya saja seorang anak inisial FY yang kecanduan game online: sehingga berani ‘Memegang pisau’ dan tega ‘memukul wajah ibu’, sehingga anak tersebut dirawat di rumah sakit jiwa.
Data RSJ Dr Soeharto Heerdjan, Jakarta menyebutkan dari tahun 2017 sampai Desember 2019 kasusnya cukup meningkat. Dari per bulan satu pasien yang dirawat dengan masalah adiksi gawai, sekarang ini trennya dua pasien dalam sebulan.
Padahal anak adalah amal jariyah orangtua, jika dididik den diajari dengan baik dan betul maka kelak menjadi syafaat bagi orangtuanya di akhirat. Sebaik-baik yang diwariskan kepada anak adalah ilmu dan akhlak yang mulia.
Ingatlah dengan sabda Rasulullah saw,
Nabi Muhammad SAW bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ}.
Nabi saw. bersabda, “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dan imam Al-Hakim dari sahabat Amr bin Sa’id bin Ash Radhiyallahu anhu.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Hikmah Keempat : Tawakkal kepada Allah swt
Allah swt berfirman,
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. QS. Ali Imran : 173.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengutip hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bakhari,
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yunus; yang menurut Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Abu Husain, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (Ali Imran: 173) Doa inilah yang dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api. Nabi Muhammad Saw. mengucapkannya pula ketika orang-orang berkata kepadanya, “Kaum musyrik telah menghimpun pasukannya untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka.” Tetapi keimanan Nabi Saw. dan para sahabatnya bertambah kuat dan mengatakan:
حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.
Saat orang tua hendak belajar kepada Nabi Ibrahim tentang tawakkal, karena tawakkal sifat orang-orang yang bertaqwa.
Banyak orangtua yang khawatir akan masa depan anaknya, padahal Allah swt telah menjamin rizki tiap manusia. Manusia berusaha, namun Allah lah yang mentakdirkan. Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang istikamah dalam ibadah dan mendidik anak-anak.
Marilah kita bersama-sama meneladani kesabaran dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan kesabaran, keikhlasan, pengorbanan, ketaatan, tawakkal dan membina keluarga dengan nilai-nilai keimanan, insya Allah kita akan menjadi hamba yang dicintai Allah dan memperoleh keberkahan dalam hidup kita.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْ
Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ