Teks Khutbah Jum’at  “Adab Hutang-Piutang”
7 mins read

Teks Khutbah Jum’at “Adab Hutang-Piutang”

Teks Khutbah Jum’at

Adab Hutang-Piutang

Oleh Muhammad Aqil Haidar, Lc., M.H.

(Pengurus Pusat Himpunan Dai Muda Indonesia)

 

Khutbah ke-1

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu bentuk ketakwaan adalah menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, termasuk dalam hal membantu mereka yang sedang kesulitan.

Dalam agama Islam, membantu sesama muslim yang sedang membutuhkan sangat dianjurkan, bahkan diberi ganjaran pahala yang besar oleh Allah SWT. Salah satu bentuk bantuan yang sangat dianjurkan adalah memberikan pinjaman (mengutangkan) kepada mereka yang sedang kesulitan. Rasulullah SAW bersabda:

ما من مسلم يقرض مسلما قرضا مرتين إلا كان كصدقتها مرة (HR. Ibnu Majjah)

 

“Tidaklah seorang muslim meminjamkan kepada muslim lainnya sebanyak dua kali, kecuali itu dihitung seperti bersedekah sekali.”

Hadits ini menunjukkan betapa besar pahala orang yang memberikan pinjaman kepada sesama muslim, bahkan disamakan dengan pahala sedekah. Padahal Ketika seseorang bersedekah maka uangnya akan berpindah kepemilikan. Sedangkan jika memberikan pinjaman uang itu masih akan tetap menjadi milik kita.

Lebih dari itu, Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa pahala memberi pinjaman lebih besar daripada pahala bersedekah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

رأيت ليلة أسري بي على باب الجنة مكتوبا الصدقة بعشر أمثالها والقرض بثمانية عشر فقلت يا جبريل ما بال القرض أفضل من الصدقة قال لأن السائل يسأل و عنده والمستقرض لايستقرض إلا من حاجة (HR. Ibnu Majjah)

 

“Aku melihat di malam Isra’ di pintu surga tertulis: sedekah diberi pahala sepuluh kali lipat, dan memberi pinjaman diberi pahala delapan belas kali lipat. Aku bertanya kepada Jibril: Mengapa pahala pinjaman lebih besar dari sedekah? Jibril menjawab: Karena orang yang meminta sedekah mungkin memiliki sesuatu, tetapi orang yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena sangat membutuhkan.”

Hadits ini menjelaskan bahwa memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan sangatlah dianjurkan karena mereka benar-benar dalam kesulitan. Dengan membantu mereka, kita meringankan beban mereka dan juga memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT. Bahkan pahalanya lebih besar dibandingkan sedekah.

Rasulullah SAW juga bersabda:

من نفس عن مسلم كربة من كرب الد نيا نفس الله عنه كربة من كر ب يوم القيامة ، ومن يسرعلى مسعر فى الدنيا يسرالله عليه فى الدنيا والأخرة ، ومن ستر على مسلم في الدنيا ستر الله عليه في الدنيا والأخرة ، والله في عون العبد في عون أخيه (HR. At-Tirmidzi)

 

“Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan dunia dari seorang muslim, Allah akan menghilangkan satu kesulitan di hari kiamat dari dirinya. Barangsiapa yang memudahkan urusan seorang muslim, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.”

Jamaah yang dirahmati Allah,

Memberikan pinjaman kepada saudara kita yang membutuhkan adalah salah satu bentuk amal yang sangat mulia. Dianggap sebagai satu ibadah yang sangat besar pahalanya. Maka dari itu siapapun yang memiliki kelonggaran maka hendaknya peka terhadap sekitar yang memang membutuhkan uluran tangan kita dengan meminjaminya. Dan karena memberi hutang adalah ibadah maka jangan ada motivasi lain selain mengharap ridho Allah.

Jangan niatkan untuk menyombongkan diri, jangan nodai dengan merendahkan yang meminjam, mengungkitnya apalagi meminjami hanya untuk mendapatkan benefit duniawi. Tentu ini adalah perbuatan yang sangat Allah murkai. Ibadah yang seharusnya hanya krena allah, malah kita lakukan untuk tujuan lain.

Bisa jadi maraknya pinjaman online yang begitu meresahkan itu karena kurangnya kepedulian kita kepada lingkungan. Banyak yang butuh pinjaman namun yang kaya tidak memfasilitasinya.

Disisi lain, Rasulullah juga telah memberikan pengajaran kepada kita terkait etika dalam berhutang. Salah satunya adalah jangan sampai hutang-piutang menjadi sebab munculnya dosa lainya.

Rasulullah SAW sering kali berdoa agar dijauhkan dari utang. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, Rasulullah SAW berdoa:

 

عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يدعو في الصلاة: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ : مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ الْمَغْرَمِ ؟! فَقَالَ : إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ

“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa dalam shalat: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan dari beban utang.’ Lalu ada yang bertanya kepada beliau: ‘Mengapa engkau sering meminta perlindungan dari beban utang?’ Beliau menjawab: ‘Sesungguhnya seseorang, ketika ia terlilit utang, ia akan berbicara lalu berdusta, dan berjanji lalu mengingkari.'” (HR. Bukhari Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa besarnya bahaya utang, hingga Rasulullah SAW sering berdoa agar dijauhkan darinya, bukan karena utang adalah perbuatan dosa. Namun karena utang dapat menyebabkan seseorang tergelincir dalam dosa, seperti berbohong dan tidak menepati janji.

Maka jika seseorang memang diharuskan berhutang, perhatikanlah. Jangan sampai jika berhutang ia jadi mudah berbohong. Jangan sampai jik a berhutang ia jadi mudah mengingkari janjinya. Karena sejatinya orang yang meminjamkan uang kepada kita adalah oirang yang sangat percaya kepada kita. Maka janganlah khiyanati kepercayaan tersebut.

Utang bisa membawa banyak masalah, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bahkan menolak menshalatkan jenazah yang masih memiliki utang hingga utangnya dilunasi. Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir RA:

**عَنْ جَابِرٍ قَالَ تُوُفِّـيَ رَجُلٌ**

*”Dari Jabir, ia berkata: ‘Seorang laki-laki telah wafat,'”*

 

**فَغَسَّلْنَاهُ وَحَنَّطْنَاهُ وَكَفَّنَّاهُ**

*”lalu kami memandikannya, mengharuminya, dan mengafankannya,”*

 

**ثُمَّ أَتَيْنَا بِهِ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَيْهِ**

*”kemudian kami membawanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dishalatkan.”*

 

**فَقُلْنَا : تُصَلِّي عَلَيْهِ؟**

*”Kami berkata: ‘Apakah engkau (nabi) berkenan menshalatkan jenazah ini?'”*

 

**فَخَطَا خُطًى**

*”Beliau melangkah beberapa langkah,”*

 

**ثُمَّ قَالَ : أَعَلَيْهِ دَيْنٌ؟**

*”kemudian bertanya: ‘Apakah dia memiliki utang?'”*

 

**قُلْنَا : دِينَارَانِ**

*”Kami menjawab: ‘Ya, dua dinar.'”*

 

**فَانْصَرَفَ**

*”Maka beliau berpaling (tidak mau menshalati).”*

 

**فَتَحَمَّلَهُمَـا أَبُوْ قَتَادَةَ**

*”Lalu Abu Qatadah menanggungnya (dua dinar tersebut).”*

 

  1. **فَأَتَيْنَاهُ فَقَالَ أَبُوْ قَتَادَةَ: الدِّيْنَارَانِ عَلَيَّ

*”Maka kami mendatangi beliau (Rasulullah SAW), Abu Qatadah berkata: ‘Dua dinar itu menjadi tanggunganku “*

**فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُحِقَّ الْغَرِيْمُ وَبَرِئَ مِنْهُمَـا الْـمَيِّتُ؟**

*”Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: ‘Apakah dengan demikian hak si piutang telah terpenuhi dan mayit terbebas dari utangnya?'”*

**قَالَ: نَعَمْ فَصَلَّى عَلَيْهِ

*”Abu Qatadah menjawab: ‘Ya.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalatkannya “*

 

**ثُمَّ قَالَ بَعْدَ ذٰلِكَ بِيَوْمٍ: مَا فَعَلَ الدِّينَارَانِ؟**

*”Kemudian pada hari berikutnya, beliau bertanya: ‘Bagaimana dengan dua dinar itu?'”*

 

**فَقَالَ: إِنَّمَـا مَاتَ أَمْسِ**

*”Abu Qatadah menjawab: ‘Orang itu baru saja meninggal kemarin. (maksudnya belum dibayar)'”*

 

**قَالَ: فَعَادَ إِلَيْهِ مِنَ الْغَدِ**

*”Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi keesokan harinya,”*

 

**فَقَالَ: لَقَدْ قَضَيْتُهُمَـا**

*”lalu Abu Qatadah menjawab: ‘Aku telah melunasinya.'”*

 

**فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْآنَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ**

*”Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang kulitnya menjadi dingin (yaitu jenazahnya terbebas dari utang dan siksaan).'”*(Ahmad)

Dari hadist di atas kita mengetahui ternyata urusan hutang bukan urusan dunia saja. Ia akan terbawa sampai akhirat jika belum terselesaikan. Maka berfikirlah berkali-kali untuk melakukanya.

Selain itu, dalam hadits lain Rasulullah SAW mengingatkan bahwa utang yang belum dibayar dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ  (HR. Muslim)

 

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang.”

 

Maka dari itu, marilah kita berhati-hati dalam urusan utang-piutang. Jangan sampai kita terlilit utang yang akhirnya membebani hidup kita di dunia dan akhirat. Dan bagi yang memiliki kelebihan, janganlah ragu untuk membantu saudara kita yang membutuhkan dengan memberikan pinjaman, dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT.

Masing-masing pihak baik yang membereri utang ataupun meminjam haruslah faham adab dan etikanya. Masing-masing haruslah introspeksi diri. Jika saat ini susah untuk mencari orang kaya yang dermawan yang mau memberi pinjaman secara Cuma-Cuma. Mungkin mereka yang kaya juuga sedang kesusahan mencari orang yang berhutang yang bisa dipercaya.

Marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan ini, dijauhkan dari segala kesulitan dan diberikan kelapangan rezeki. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *