Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H Tema : “Meraih Ketaqwaan dengan saling Berbagi dan Peduli”
Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H
Tema : “Meraih Ketaqwaan dengan saling Berbagi dan Peduli”
Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A
(Wakil Ketua STAI DI Al-Hikmah Jakarta, CEO adaustadzh.com, Ketua Harian PP HDMI, Direktur Ma’had Aly Raudhotul Qur’an Azzam Sako)
Khutbah 1
اَاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri yang yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Marilah kita bersama-sama bersyukur kepada Allah swt, karena anugerah dan nikmat-Nyalah kita bisa bersama-sama hadir dalam kesempatan mulia ini, di hari idul fitri, dari sekian banyak anugerah dan nikmat Allah swt, nikmat iman, Islam dan taqwa adalah nikmat paling tinggi dan paling besar yang telah Allah berikan, meskipun begitu banyak kekurangan dan kesalahan yang kita perbuat baik sengaja maupun tidak sengaja, Allah Maha Haliim maha penyantun. Tetap menuggu kita bertaubat kepada-Nya, kembali kepada-Nya dalam keadaan mengharapkan ampunan dan maaf-Nya. Semoga di hari yang fitri ini, kita semua dijadikan hamba-hamba-Nya yang bersyukur, diterima semua amal ibadah kita, dilipatgandakan pahala dan ganjarannya.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, Rasul terbaik sepanjang zaman dan masa, Rasul yang cinta kepada umatnya, tiada lain adalah Nabi Muhammad saw, saat kita rindu di pagi ini kepada beliau, maka perbanyak sujud kepada Allah, berdoa kepada Allah agar kelak kita sesurga dengan baginda Nabi Muhammad saw, aamiiin, Allahumma shalli ala muhammad wa ala alihi wa shohbihi ajma’in.
Khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan diri khatib sendiri, senantiasa meningkatkan sikap taqwa, dengan senantiasa khawatir terhadap dosa-dosa kita yang pernah dilakukan, jikalau dosa tersebut belum diampuni Allah, dan berharap semoga amalan kita selama bulan suci Ramadhan dan bulan-bulan sebelumnya diterima di sisi-Nya, ketaqwaan yang bukan hanya di bulan Ramadhan saja, namun juga membawa nilai-nilai amaliyah ramadhan ke dalam 11 bulan lainnya, mulai dari menjaga shalat 5 waktu, berpuasa sunnah, memperbanyak sedekah kepada miskin dan orang-orang yang tidak mampu, mempererat tali silaturrahim kepada keluarga, tetangga dan sahabat.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Izinkan khatib menyampaikan tema : “Raih Ketaqwaan dengan saling Berbagi dan Peduli”
Hadirin yang dimuliakan Allah
Tujuan utama bershiyam atau berpuasa di Bulan Ramadhan adalah meraih ketaqwaan, hal itu disebutkan oleh Allah swt,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Syaikh As-sa’di menjelaskan keutamaan taqwa dengan siyam itu adalah Sesungguhnya, apabila orang kaya merasakan penderitaan lapar, hal itu mewajibkannya untuk membantu orang-orang fakir yang tidak memiliki apa-apa. Dan ini termasuk salah satu sifat ketakwaan[1]
Hadirin yang dirahmati Allah
Pada September 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 8,57%[2] setidaknya ada Ada 3,1 juta penduduk Indonesia masih kategori miskin ekstrem. Sekitar 790.000 kepala keluarga[3]. Belum lagi dengan saudara-saudara kita seiman dan seakidah di negara-negara lainnya yang dalam keadaan perang, seperti di Palestina. Tentunya di momentum hari Idul Fitri 1446 H, mari kita berempati dan peduli dengan saudara-saudara kita, tetangga kita yang mungkin habis di PHK, anak-anak yatim dan dhuafa yang kekurangan makanan dan pakaian, para orang tua dan jompo yang menunggu uluran tangan dan bantuan
Begitu banyak ayat Al-Quran yang memerintahkan dan menganjurkan kita berinfaq di jalan Allah. Salah satu nya dalam firman Allah QS. Al-Hadid Ayat 7,
ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَأَنفِقُواْ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسۡتَخۡلَفِينَ فِيهِۖ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَأَنفَقُواْ لَهُمۡ أَجۡرٞ كَبِيرٞ ٧
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”
Syaikh Wahbah Zuhaily menjelaskan ayat ini bahwa “berimanlah dengan tauhid dan kebenaran risalah Muhammad ﷺ dengan keyakinan yang sempurna, serta teruslah berpegang teguh pada hal itu. Dan infakkanlah dari harta Allah yang Dia jadikan kalian sebagai khalifah dalam mengelolanya tanpa memilikinya secara hakiki, karena sesungguhnya harta itu adalah milik Allah, dan para hamba hanyalah khalifah Allah dalam mengelola harta-Nya. Maka, mereka wajib membelanjakannya pada hal-hal yang diridhai-Nya.”[4]
Ayat ini menunjukkan keutamaan dalam bersedekan maupun berinfaq di jalan Allah swt, termasuk dalam berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena sesungguhnya yang kita infaqkan itulah yang menjadi kekal, ia akan membersamai kita sampai di akhirat kelak. Sesungguhnya harta yang di tangan-tangan kita, di rekening-rekening kita, di bank-bank kita, sesungguhnya ia adalah milik Allah, hanya saja Allah titipkan kepada kita, agar kita Kembali membagikannya kepada orang-orang yang berhak. Hal ini sebagaimana yang dikatakan imam Al-Qurtuby,
“Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian pada hakikatnya bukanlah milik kalian. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian”[5].
أَخْرَجَ أَحْمَدُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: «أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ، يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي مَالِي، وَهَلْ لَكَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَبْقَيْتَ؟» وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ أَيْضًا وَزَادَ: «وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ.»
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdullah bin Syikhkhir, ia berkata: Aku mendatangi Rasulullah ﷺ sementara beliau bersabda: “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Anak Adam berkata: ‘Hartaku, hartaku.’ Padahal, apakah engkau benar-benar memiliki hartamu selain apa yang engkau makan lalu habis, atau yang engkau pakai lalu usang, atau yang engkau sedekahkan lalu tersisa (di sisi Allah)?” Hadis ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan tambahan: “Adapun selain itu, maka ia akan lenyap dan engkau akan meninggalkannya untuk orang lain.”[6]
Hadirin yang dimuliakan Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Apa saja keutamaan berbagi dan peduli dengan membantu saudara-saudara kita?
Pertama : Berbagi dan peduli merupakan bentuk solidaritas sesama dan ukhuwwah Islamiyah
Rasulullah saw bersabda,
“مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهم وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَوَاصُلِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بالحُمَّى والسَّهَر”
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat). Di dalam hadis sahih disebutkan pula:
“الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا”
Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.Lalu Rasulullah Saw. merangkumkan jari jemarinya.
Jika kita melihat saudara kita, tetangga kita, sahabat kita, maka kita punya tanggung jawab dan juga kepedulian kepada mereka untuk meringankan kesusahannya.
Hadirin Jama’ah Idul Fitri yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Kedua : Siapa yang peduli dan berbagi, Maka Allah akan selalu menolong orang tersebut dan memudahkannya dalam segala urusan.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.”
Hadist ini hampir sama makna nya dari firman Allah dalam QS. At-Talaq,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya“. [Ath-Thalaq/65 : 4].
Hadirin Jama’ah Idul Fitri yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Ketiga : Janji Allah kepada orang berbagi dan peduli, harta diganti dan diberkahi Allah, terus bertambah dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt.
Hadirin yang dirahmati Allah
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)
Wahbah Zuhaili menjelaskan ayat ini, beliau mengatakan “‘Dan apa saja yang kalian infakkan dalam bentuk apa pun untuk melakukan kebaikan yang Allah perintahkan dalam kitab-Nya dan yang dijelaskan oleh Rasul-Nya ﷺ, maka Dia akan menggantikannya.’ Artinya, Allah akan memberikan balasan atas infak tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.‘Dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki.’Maksudnya, manusia hanyalah perantara dalam memberi rezeki satu sama lain, karena sesungguhnya rezeki yang diberikan manusia kepada sesamanya terjadi dengan kemudahan dan ketentuan dari Allah. Mereka bukanlah pemberi rezeki yang hakiki, karena pemberi rezeki yang sesungguhnya hanyalah Allah Ta’ala[7].
Hadirin Jama’ah Idul Fitri yang dirahmati Allah
Allahu akbar Allahu Akbar walillahilhamd
Keempat : Saling berbagi dan peduli adalah wujud ketaqwaan sosial dalam merekatkan tali silaturrahim
Pada momentum ini mari kita wujudkan ketaqwaan dalam hablum minan nas, hubungan kita sesama manusia, karena sesungguhnya Allah swt akan memberikan banyak keutamaan bagi siapa saja yang menjaga silaturrahim, bil khusus kepada orangtua dan keluarga, Simak dengan seksama hadits berikut, Hadis dari Anas bin Malik r.a.:
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.”
Artinya: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari, Abu Yala, Thabrani, dan Hakim). Para ulama menyebutkan bahwa hadis ini berkenaan berbakti kepada orangtua oleh anak, yaitu dapat dilapangkan rizkinya dan juga dipanjangkan umurnya.
Mari momentum idul fitri ini kita saling bersilaturrahim, saling memaafkan semoga Allah swt senantiasa menerima amal ibadah kita dan kita senantiasa diberkahi, dikuatkan oleh Allah dalam keistiqomahan. aamiin
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْ
Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
[1] ʿAbd al-Raḥmān bin Nāṣir bin ʿAbd Allāh al-Saʿdī, Tafsir Taisīr Al-Karīm al-Raḥmān Fī Tafsīr Kalām al-Manān, 1st ed., 1 (Muʾassasah al-Risālah, 1420), hal. 86.
[2] https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/penduduk-miskin-di-indonesia
[3] https://nasional.kontan.co.id/news/31-juta-penduduk-miskin-ekstrem-tapi-perekonomian-indonesia-terbesar-ke-7-di-dunia#google_vignette
[4] Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir Fi Al-’Aqidah Wa Asy-Syari’ah Wa Al-Manhaj., 2nd ed., vol. 21 (Damaskus: Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir, 1418), juz 27, hal. 299.
[5] Muhammad bin Ahmad Al Anshori Al Qurthubi, Tafsir Al-Jāmiʿ Li Aḥkām al-Qurʾān (Tafsīr al-Qurṭubī), 2 (Kairo: Dār al-Kutub al-Miṣriyyah, 1384), Jilid 17,hal. 238.
[6] Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir Fi Al-’Aqidah Wa Asy-Syari’ah Wa Al-Manhaj., 21:hal. 299.
[7] Az-Zuhaili, 21:jilid 22, Hal. 193.
